Ditegur di hadapan banyak aktor menyulut api pantang menyerah
Populer lewat peran tuan muda di [Boys Over Flowers]. Namun, sempat resah karena tidak bisa meninggalkan citra peran itu. Akhir-akhir ini baru bisa lebih santai. Sebagai aktor, targetnya adalah “Aktor berumur 30an yang dihormati aktor berumur 20an”
Setelah bermain di karya populer, baiknya berperan sebagai apa di karya yang bagaimana? Hal ini amat menentukan kehidupan selanjutnya seorang aktor. Bagi aktor yang masih memupuk pengalaman, tentunya harus lebih teliti lagi. Dalam kasus Lee Minho pun, tidak ada pengecualian.
Yang membuatnya menjadi bintang adalah drama korea berdasarkan komik remaja [Hana Yori Dango / Boys Over Flowers]. Sebuah komedi cinta yang menceritakan bagaimana tokoh utama wanita dari kalangan biasa yang ceria dan pemberani terlibat dengan 4 pria tampan kaya yang disebut F4. Minho berperan sebagai Gu Junpyo, alias Domyouji Tsukasa yang merupakan karakter utama dari F4.
Junpyo yang sempurna, gengsi dan bisa mendapatkan apa pun, lantas tertarik dengan tokoh utama wanita, dan merupakan salah satu bagian menarik dari drama Boys Over Flowers [BOF]. Peran ini dimainkan oleh Jerry Yan di versi Taiwan, dan Matsumoto Jun di versi Jepang.
(Bagian warna berbeda adalah perkataan Minho)
“Setelah [BOF] selesai, selanjutnya sosok yang bagaimanakah yang baiknya ditampilkan, mengenai hal ini saya sempat bingung lama. Dari sekian banyak penawaran yang bermacam-macam, yang kupilih adalah [Personal Taste]. Alasannya, naskahnya paling ceria. Bisa tertawa terbahak-bahak sembari membacanya, secara pribadi membuatku senang. Lagipula, seusai [BOF] saya ingin tampil di drama yang lebih realistis.”
Dramanya adalah sebuah kisah cinta antara desainer perabotan yang ceroboh dan tidak mahir dalam percintaan, Park Gae-in (Son Yejin), and arsitek yang terpaksa berpura-pura jadi gay, Jeon Jinho (Minho). Lee Minho yang sampai [drama BOF] selalu berperan sebagai seorang pelajar, menyadari bahwa dirinya memiliki muka yang boros (alias tidak kelihatan muda). Dia senang bila orang disekitarnya bilang “Tidak parah-parah sekali sih”. (maksudnya walau mukanya ‘boros’, temannya bilang belum tentu itu hal yang buruk karena mukanya Lee Minho juga nggak kelihatan terlalu tua ^^)
“Karena tampil di drama ini, saya kembali tenang (tertawa). Walau ada novel aslinya, saya nekat tidak mengambil referensi dari sana, dan mengerahkan kreativitas sendiri. Jinho bukan tipe yang menunjukkan perasaannya, dan menyimpan semuanya di dalam. Saya harus bisa menunjukkan sisi dalam dari karakter ini lewat tatapan mata dan suasana,”
Misalnya tatapan mata membara Jinho ke Gae-in yang artinya “Menyukai dia” dan “Mengendalikan pikiran sendiri (maksudnya seolah-olah meyakini diri sendiri bahwa hal yang dia pikirkan tentang Gae-in itu salah) “. Walau di drama dia diombang-ambingkan oleh Gae-in, reaksinya, “Secara pribadi, saya suka orang yang hanya memperhatikan saya saja”. Dikatakan dengan mata hitamnya yang menatap lurus, saya hampir lupa umur dan pekerjaan saya (maksudnya si reporter yang mewawancarai itu lupa diri karena terpesona sama Minho hahaha). Begitu malunya, sampai harus menata balik raut muka yang pantas. Setelah siap kembali, saya menanyakannya tentang cara-cara yang digunakannya dalam pembentukan peran.
“Setelah yakin akan hal yang akan diperankan, mulai dari kehidupan sehari-hari diri sendiri, saya mulai menjalaninya dengan perumpamaan saya adalah karakter itu. Orang yang seperti ini di situasi yang seperti ini akan mengambil tindakan yang bagaimana, apa yang dipikirikan, pokoknya terus memikirkan tentang hal ini. Tergantung peran yang dimainkan, saya sampai sadar karakter saya sendiri sedikitnya juga jadi berubah.”
“Seusai syuting, kira-kira setengah tahunnya masih tersisa bekas dari peran yang kumainkan. Karena karakter di [BOF] itu memang tergolong terpisah dari situasi umum (maksudnya bersifat fantasi/khayalan), saya bisa dengan cepat memisahkan diri dari peran itu.“
Semenjak debut tahun 2006, anda telah beranjak menjadi bintang, namun waktu kecil anda pernah berkata “Orang-orang yang tampil di TV rasanya amat jauh, mereka tinggal di dunia yang berbeda dengan saya”. Walau begitupun, waktu menanjak SMA, di jalanan di Seoul anda beberapa kali dipantau oleh pencari bakat.
“Sampai SMA kelas 2, saya tidak begitu berambisi untuk menekuni jalan sebagai aktor. Namun, sewaktu SMA kelas 3 dan mulai berpikir dengan serius mengenai jalan yang akan saya tempuh, sebaiknya saya jadi apa, apa yang bisa saya lakukan dengan baik, waktu datangnya para pencari bakat kebetulan bersamaan dengan masa itu. Berkali-kali dibilang ‘Maukah jadi seorang aktor’, membuat saya jadi berpikir apa mungkin saya punya bakat, dari sana saya mulai percaya diri sedikit demi sedikit. Bisa dibilang orang lain telah membuka jalan baru yang sebelumnya tidak disadari oleh diri sendiri.”
Akan tetapi, sekalipun melaju ke jalan sebagai seorang aktor, anda merasakan bahwa itu “Benar-benar jalan yang sulit”. Terutama 2 tahun pertama, serasa sengsara bertubi-tubi.
“Sewaktu debut lewat [Secret Campus], sekitar 20 orang disuruh sama-sama membaca naskah. Di hadapan banyak aktor, saya dimarahi dan juga diteriaki. Karena tidak berpengalaman, justru harga diri jadi tambah terluka. Namun, sejak hal itu, api pantang menyerah di dalam diriku menyala. Seakan sebuah mesin yang harus dinyalakan terlebih dahulu agar lebih baik lagi.
2011 adalah tahun ke-6 sejak debut. Dibanding tahun sebelumnya, 2010 lebih berkesan santai. Bisa dibilang adalah tahun yang lebih berputar sekitar diri sendiri. Rencana tahun 2011 adalah memulai dengan drama [City Hunter].
“Peran yang saya mainkan [di drama City Hunter], tingkat kesukaannya terhadap wanitanya cenderung normal dibandingkan tokoh asli di komik yang bisa dibilang sudah sampai tingkat ‘bergejala penyakit (maniak)’*. Nanti di dalam drama [City Hunter], mungkin karakternya akan lebih menonjolkan kelembutan terhadap wanita (tertawa). Sebagai aktor, target saya adalah, 10 tahun kemudian, sewaktu saya berumur 30an, saya berharap saya bisa menjadi aktor yang dihormati para junior berumur 20an yang berkembang selanjutnya. Satu lagi. Kalau ada kesempatan, saya ingin berakting bersama aktor yang saya amat sukai dan hormati sejak kecil, Leonardo DiCaprio.”
Pas ditanya, ‘Hal penting dalam hidup adalah?’ dia memberikan jawaban yang sering diucapkan kebanyakan aktor Korea lainnya, [keluarga].
“Karena bekerja di bidang ini, tidak ada waktu untuk berlibur bersama keluarga. Tahun 2009, saya pergi dengan orang tua dan kakak ke Maldives (Maladewa). Kakak dan ibu sangat senang, tapi di Maldives tidak ada hal yang bisa dilakukan bersama keluarga (tertawa). Gara-gara saya semaunya memilih tempat liburan tanpa ada perencanaan matang.
walaupun ia berkata ‘Saya tidak mahir dalam mengekspresikan rasa kasih sayang kepada ibu’, dia adalah pria tampan yang kerap memikirkan keluarga, seorang anak yang berbakti. Yang pasti semua ingin punya anak sepertinya.
sumber : Minoz-Indonesia